This Too Shall Pass
Suatu hari, seorang raja meminta para penasehat dan orang bijaknya untuk menghadap. "Buatkan aku sebuah benda pusaka yang bisa membuatku tidak sombong ketika berada di masa jaya, dan tidak putus asa ketika berada dalam keterpurukan.", begitu titah sang raja.
Setelah beberapa waktu mencari-cari, salah satu penasihatnya kembali dengan sebuah cincin dan memberikannya pada sang raja dalam sebuah pesta dengan suasana riang gembira. Raut wajah sang raja pun segera berubah datar setelah melihat cincin tersebut.
Itu sebenarnya adalah sebuah cincin biasa, namun dalam cincin tersebut terukir kata-kata "This too shall pass" (Ini juga akan berlalu).
Sang raja sangat tersentuh oleh pesan itu. Kata-kata tersebut sederhana, tetapi penuh makna. Ketika dia sedang berada dalam masa kejayaan dan kebahagiaan, kata-kata itu mengingatkannya bahwa segala kesenangan dan keberhasilan bersifat sementara, sehingga dia harus tetap rendah hati dan tidak lupa diri. Sebaliknya, ketika dia menghadapi kesulitan, penderitaan dan keterpurukan, pesan tersebut menguatkannya dengan keyakinan bahwa penderitaan itu pun akan berlalu dan tidak akan berlangsung selamanya.
Intinya, kalimat tersebut mengingatkan bahwa tidak ada keadaan yang abadi di dunia ini. Baik kebahagiaan maupun kesedihan, semua bersifat sementara, dan perubahan adalah bagian alami dari kehidupan. Manusia perlu mengingat, baik dalam kebahagiaan maupun kesulitan, kita harus tetap tenang, seimbang, dan penuh kesabaran.
Cerita ini sering dikaitkan dengan Raja Solomon (Sulaiman) dalam tradisi Yahudi, meskipun sebenarnya tidak ada bukti bahwa kisah ini berasal dari teks-teks kuno. Legenda ini lebih berupa cerita moral yang telah berkembang selama berabad-abad sebagai simbol kebijaksanaan.