Jurnal Hari

Mengatasi Kebiasaan Buruk

Di tengah kehidupan kita sehari-hari, sering kali kita menemukan diri kita terjebak dalam kebiasaan buruk yang sulit untuk diubah. Berdasarkan pengamatan saya, sebenarnya setiap kebiasaan buruk memiliki pola yang dapat dipahami dan dikelola. Dengan memahaminya, kita dapat mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasi dan akhirnya melepaskan diri dari belenggu kebiasaan buruk tersebut.

1. Trigger (Pemicu)

Pemicu atau trigger adalah apa pun yang memicu timbulnya kebiasaan buruk. Ini bisa berupa situasi, emosi, atau bahkan lingkungan tertentu yang membuat kita cenderung melakukan tindakan tersebut. Misalnya, stres di tempat kerja bisa menjadi pemicu untuk merokok, atau melihat makanan ringan di meja bisa menjadi pemicu untuk ngemil.

2. Perilaku (Behavior)

Perilaku adalah tindakan atau respons yang terjadi setelah terpicu oleh sesuatu. Ini adalah tindakan konkret yang kita ambil sebagai reaksi terhadap pemicu tersebut. Misalnya, setelah merasakan stres di tempat kerja, kita meresponsnya dengan merokok sebagai cara untuk mengurangi stres.

3. Reward (Penghargaan)

Penghargaan adalah apa pun yang kita dapatkan atau rasakan sebagai hasil dari perilaku tersebut. Ini bisa berupa rasa nyaman, kesenangan, atau bahkan hanya rasa lega sesaat. Misalnya, merokok setelah merasakan stres bisa memberikan kita perasaan rileks atau tenang sesaat. Pengalaman yang dialami masing-masing individu mungkin berbeda, namun dasarnya sama, perasaan nyaman, kesenangan, atau bahkan rasa lega (meskipun hanya sesaat).

Strategi Mengatasi Kebiasaan Buruk

1. Perhatikan Hasrat (Notice the Urge)

Langkah pertama dalam mengatasi kebiasaan buruk adalah menyadari adanya hasrat atau dorongan untuk melakukan perilaku tersebut. Ketika kita mulai merasakan dorongan untuk melakukan kebiasaan buruk, misalnya, merokok atau ngemil, perhatikanlah hasrat tersebut tanpa langsung menindaklanjutinya.

2. Penasaran (Get Curious)

Selanjutnya, jadilah penasaran tentang mengapa kita merasakan dorongan tersebut. Apakah itu karena stres, kebosanan, atau mungkin hanya kebiasaan tanpa disadari? Dengan menjadi penasaran, kita dapat lebih memahami alasan di balik kebiasaan buruk tersebut.

3. Rasakan Kesenangan dalam Melepaskan (Feel the Joy of Letting Go)

Akhirnya, rasakan kesenangan dan kelegaan saat kita berhasil menahan diri untuk tidak melanjutkan kebiasaan buruk tersebut. Rasakan betapa kuatnya kita ketika kita mampu melepaskan diri dari kebiasaan yang merugikan. Ini akan memberikan motivasi tambahan untuk terus melangkah maju dalam mengatasi kebiasaan buruk.

Dengan begitu kita bisa mulai mengalihkan perilaku yang kita pilih menjadi perilaku yang baik, sehat dan punya manfaat pada diri sendiri. Misalnya, alih-alih merokok ketika merasakan stres, kita bisa mencoba alternatif melakukan meditasi atau berjalan kaki di luar sembari menenangkan diri. Atau alih-alih ngemil dan minum minuman manis, kita bisa makan buah-buahan, jus atau air putih.

Dengan memahami pola dasar dari kebiasaan buruk, serta menerapkan strategi untuk mengatasi mereka, kita dapat secara bertahap membangun kebiasaan yang lebih sehat dan produktif. Ingatlah bahwa perubahan memerlukan waktu dan ketekunan, tetapi dengan kesadaran dan upaya yang konsisten, kita dapat meraih kesuksesan dalam membebaskan diri dari belenggu kebiasaan buruk.

#pengembangan-diri