Jurnal Hari

Mendaki Gunung Prau via Wates - Jurnal

Awal bulan Oktober 2022, saya bersama istri memutuskan untuk mendaki Gunung Prau. Perjalanan kami dimulai pada Sabtu pagi, 1 Oktober, dengan semangat. Meskipun sempat harus putar balik karena telur dan ayam ungkepan tertinggal, kami akhirnya benar-benar memulai perjalanan pada pukul 06.20.

Perjalanan

Perhentian pertama kami adalah di SPBU Mlati Sleman untuk mengisi bensin mobil. Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan dan berhenti di Soto Sedeep Magelang untuk sarapan. Sotonya nikmat, dan sate ayam semurnya sangat menggugah selera. Perut kenyang, hati senang, kami pun melanjutkan perjalanan.

Dalam perjalanan menuju basecamp Gunung Prau, kami singgah di Indomaret Kranggan, Temanggung untuk membeli jas hujan plastik. Meskipun hujan belum sering waktu itu, kami rasa perlu berjaga-jaga. Kami melanjutkan perjalanan melalui daerah Wonoboyo. Ini adalah kali pertama kami melintasi jalan ini.

Dengan dipandu Google Maps kami melalui jalan yang bisa dibilang ekstrim. Jalannya sempit (lebih terlihat seperti gang), berkelok dan naik turun melewati lembah dan punggungan bukit. Beberapa kali kami harus berpapasan dengan truk/mobil pengangkut kayu dan harus bergantian lewat. Sempat tidak yakin apakah ini jalur yang benar, kami baru merasa lega ketika beretemu rombongan 2 unit mobil Elf di depan, mereka membantu jadi pembuka jalan. Akhirnya kami tiba di basecamp pada pukul 10.27.

Basecamp

Basecamp Gunung Prau via Wates memberikan kesan pertama yang baik dengan fasilitasnya yang memadai. Ada toilet, mushola, dan tempat istirahat yang luas beralas karpet. Petugas di sana sangat ramah dan memberikan penjelasan yang jelas mengenai rute pendakian. Lokasi parkir mobil berada sedikit di bawah basecamp, mobil bisa berhenti di depan BC untuk menurunkan barang, setelah itu diparkirkan di lapangan parkir. Petugas di lapangan parkir langsung memberikan form registrasi beserta instruksi singkat dan karcis parkir.

Di sekitar basecamp kita bisa menemui banyak warung makan. Kami membeli nasi bungkus dan teh panas sebagai bekal dan ke toilet di warung. Setelah itu lanjut packing ulang dan registrasi masuk. Parkir mobil 20k, masuk per orang 25k sumbangan PMI 5k. Toilet 2k

Hiking

Setelah semua persiapan selesai, kami memulai hiking pada pukul 11.15 dengan naik ojek menuju pos pertama. Kami memutuskan naik ojek untuk mempersingkat waktu, mengingat hari sudah siang dan menghindari hujan yang menurut warga lokal sering turun sore sampai malam. Jika naik ojek, ke pos 1 hanya akan memakan waktu 10 menit, jika ditempuh berjalan kaki itu memerlukan waktu 40 menit hingga 1 jam.

Kami memulai hiking dari pos 1. Jalur masih sangat rimbun dengan pepohonan. Lingkungan ini relatif sama sampai di pos 3. Pos 3 ini adalah pos air, di sana terdapat sebuah pipa dan keran yang mengalirkan air untuk dikonsumsi, segar sekali. Perjalanan setelah pos 3 menurut saya baru mulai menantang, vegetasi berubah, kabut mulai turun dan kadang disertai tetesan air. Ada tanjakan cinta dan bukit rindu yang cukup menguras tenaga. Tidak cukup dengan tanjakan, kami diterpa hujan dengan intensitas sedang, kami langsung mengenakan jas hujan Indomaret. Sepatu dan celana basah semua. Akhirnya, kami tiba di area camp Cemoro Tunggal pada pukul 15.00.

Setelah mendirikan tenda, kami mengganti pakaian dan memakan bekal nasi bungkus dari warung, nikmat sekali! Hujan rintik-rintik menemani kami sore itu. Tidak banyak aktivitas yang bisa dilakukan hari itu karena hujan datang dan pergi, jam 8 lebih kami tidur. Malamnya, cuaca cukup dingin dengan angin yang kencang, suhu mencapai 8 derajat celcius. Tengah malam kami terbangun karena kedinginan dan memutuskan untuk memasak mie instan dan membuat susu hangat, lalu kembali tidur dengan berselimut emergency blanket.

Keesokan paginya, Ahad 2 Oktober, kami bangun pukul 04.30, sholat subuh, dan bersiap-siap untuk melihat sunrise. Pada pukul 05.00, kami mulai tracking menuju puncak. Perjalanan menuju puncak terasa ringan dengan semangat yang membara. Cuaca yang cerah benar-benar membuat mood terasa bagus. Kami tiba di puncak pada pukul 06.50, pemandangan yang kami saksikan sungguh luar biasa. Matahari terbit di ufuk timur dengan cahaya keemasannya menerangi pemandangan di sekitar kami. Di sebelah barat kami bisa melihat panorama dataran tinggi Dieng yang luas, tanpa tertutup kabut.

Setelah puas menikmati sunrise, kami kembali ke tenda untuk sarapan dan beres-beres. Perjalanan turun dimulai pukul 10.01 dan kami tiba di pos 1 pada pukul 11.45. Seluruh perjalanan kembali ke basecamp kami lalui dengan penuh senang hati, meskipun kaki sudah mulai terasa lelah.

Biaya yang kami keluarkan selama pendakian ini cukup terjangkau. Parkir mobil dikenai biaya Rp 20.000, simaksi Rp 25.000 per orang, sumbangan PMI Rp 5.000 per orang, dan ojek Rp 25.000 per orang. Semua biaya tersebut terasa sepadan dengan pengalaman tak terlupakan yang kami dapatkan.

Setibanya di basecamp, kami mampir warung untuk makan dan membersihkan diri. Setelah itu kami pulang ke rumah, kali ini lewat jalur berbeda yang informasinya kami dapatkan dari bapak pemilik warung. Alhamdulillah perjalanan pulang lancar. Gunung Prau memberikan pengalaman mendaki yang tidak hanya menantang tetapi juga sangat memuaskan. Dari persiapan hingga kembali ke rumah, setiap detik perjalanan ini adalah petualangan yang tak terlupakan.