Mencegah dan Mengatasi Hipotermia Saat Mendaki Gunung
Hipotermia adalah salah satu ancaman terbesar bagi para pendaki gunung. Suhu yang dingin, angin kencang, hujan, serta kelelahan bisa menyebabkan tubuh kehilangan panas lebih cepat daripada kemampuannya untuk mempertahankan suhu normal. Jika tidak ditangani dengan baik, hipotermia bisa berujung fatal.
Apa Itu Hipotermia?
Hipotermia terjadi ketika suhu tubuh turun di bawah 35°C. Normalnya, tubuh manusia beroperasi pada suhu sekitar 36,5–37,5°C. Saat suhu turun drastis, tubuh kehilangan fungsi normalnya, yang bisa menyebabkan gangguan mental, kehilangan kesadaran, hingga kematian.
Penyebab utama hipotermia di gunung:
- Paparan udara dingin yang berkepanjangan.
- Pakaian yang tidak cukup melindungi dari angin dan hujan.
- Kelelahan dan dehidrasi.
- Terendam air dingin atau pakaian yang basah.
- Kekurangan energi karena tidak cukup makan.
Tanda-Tanda Hipotermia
Hipotermia berkembang secara bertahap, dan pendaki harus mampu mengenali gejalanya sebelum terlambat.
Hipotermia Ringan (32–35°C)
- Menggigil terus-menerus.
- Kulit mulai pucat dan dingin.
- Kesulitan berbicara, bicara cadel.
- Sulit bergerak dengan koordinasi yang baik.
Hipotermia Sedang (28–32°C)
- Menggigil mulai berkurang (pertanda bahaya, karena tubuh kehilangan mekanisme pemanasan).
- Bingung, tidak bisa berpikir jernih, bicara mulai tidak jelas.
- Hilang keseimbangan, sulit berjalan atau menggunakan tangan.
- Mengantuk berlebihan.
Hipotermia Berat (di bawah 28°C)
- Kulit membiru dan terasa sangat dingin.
- Napas dan denyut jantung melemah.
- Kesadaran menurun, bisa tidak responsif.
- Berisiko mengalami henti jantung.
Jika seorang pendaki mulai menunjukkan tanda-tanda ini, tindakan harus segera dilakukan untuk menyelamatkan nyawanya.
Cara Mencegah Hipotermia Saat Mendaki
1. Gunakan Pakaian Berlapis (Layering System)
Memakai pakaian berlapis adalah strategi terbaik untuk bertahan di suhu dingin. Gunakan tiga lapis utama:
- Base layer (lapisan dalam): Menyerap dan menguapkan keringat dari kulit. Gunakan bahan sintetis atau wol merino, hindari katun karena menyerap air dan sulit kering.
- Mid layer (lapisan insulasi): Menahan panas tubuh, seperti jaket fleece atau down jacket.
- Outer layer (lapisan pelindung): Melindungi dari angin dan hujan, seperti jaket windproof atau waterproof.
Jangan lupa:
- Gunakan topi, sarung tangan, dan kaos kaki tebal untuk mengurangi kehilangan panas.
- Pastikan pakaian tetap kering, karena pakaian basah bisa mempercepat hilangnya panas tubuh.
- Jangan memakai pakaian terlalu ketat, udara di antara lapisan pakaian membantu mempertahankan panas.
2. Manajemen Energi dan Aktivitas
- Jangan mendaki terlalu cepat hingga berkeringat banyak. Keringat bisa membuat pakaian basah dan menurunkan suhu tubuh.
- Saat istirahat, cari tempat yang terlindung dari angin.
- Jika merasa mulai dingin, segera tambah lapisan pakaian. Jika base layer sudah basah, sebaiknya ganti begitu ada kesempatan.
3. Nutrisi dan Hidrasi
- Makan cukup karbohidrat dan lemak untuk menjaga energi tubuh. – Karbo cepat menghasilkan energi, sedangkan lemak memberi energi bertahan lama.
- Minum air secara teratur, dehidrasi mempercepat hipotermia, jadi tetap minum walaupun tidak merasa haus.
- Konsumsi minuman hangat – Seperti teh, susu, atau cokelat panas, tapi hindari alkohol dan kafein karena bisa mempercepat hilangnya panas tubuh.
4. Teknik Bertahan Saat Bermalam
Jika harus bermalam di gunung, lakukan hal berikut:
- Gunakan sleeping bag yang sesuai dengan suhu. Comfort rating harus lebih rendah dari suhu malam yang diperkirakan.
- Tambahkan lapisan liner dalam sleeping bag untuk insulasi tambahan.
- Jangan langsung tidur dalam keadaan dingin, lakukan gerakan ringan sebelum masuk sleeping bag.
- Gunakan alas tidur (matras) agar panas tubuh tidak terserap tanah.
Cara Mengatasi Hipotermia di Gunung
Jika ada teman pendaki yang mengalami hipotermia, segera lakukan pertolongan pertama berikut:
- Pindahkan ke tempat yang lebih hangat – Bawa ke dalam tenda atau tempat terlindung dari angin.
- Ganti pakaian basah dengan yang kering – Basah mempercepat kehilangan panas tubuh.
- Gunakan sleeping bag atau selimut untuk menghangatkan tubuh.
- Berikan minuman hangat (tanpa kafein atau alkohol) jika masih sadar.
- Gunakan sumber panas tambahan – Misalnya, botol air hangat di ketiak atau selangkangan.
- Hindari pemanasan langsung dengan api atau air panas, karena bisa menyebabkan gangguan jantung.
- Minimalkan gerakan korban agar panas tubuh tidak cepat hilang.
- Segera cari pertolongan medis jika kondisi memburuk.