Layering dalam Hiking
Apa Itu Layering?
Layering adalah cara berpakaian dengan menggunakan beberapa lapisan pakaian untuk menangkap panas tubuh secara efektif dan dapat disesuaikan dengan cepat berdasarkan suhu dan perubahan cuaca. Konsep ini sangat berguna untuk menjaga kenyamanan dan keselamatan tubuh kita saat berada di luar ruangan dalam kondisi cuaca yang berubah-ubah, terutama dalam pendakian gunung.
Layering dalam Kehidupan Sehari-hari
Sebenarnya, konsep layering sudah sering kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya, saat berlibur ke daerah yang dingin seperti Dieng atau Puncak. Pada siang hari yang masih panas, kita cukup menggunakan kaos. Namun, saat suhu mulai dingin menjelang sore, kita bisa memakai jaket untuk menghangatkan badan. Begitu juga saat kita naik motor di tengah hujan, kita pasti memakai jas hujan agar pakaian tetap kering.
Layering dalam Pendakian Gunung
Namun, penerapan sistem layering dalam pendakian gunung tidak semudah dua contoh di atas. Ini memerlukan pengetahuan mendalam tentang material, fitur, dan fungsi masing-masing jenis pakaian yang diperlukan. Mari kita bahas tiga jenis pakaian yang menjadi dasar sistem layering dalam pendakian.
Baselayer Baselayer adalah lapisan pertama yang langsung bersentuhan dengan kulit, termasuk atasan, bawahan, dan underwear. Jenis baselayer yang baik adalah yang terbuat dari bahan quick-dry dengan sifat moisture-wicking. Artinya, bahan ini mampu mengalirkan keringat dari tubuh kita (tidak menyerapnya), menjaga kain tetap kering, dan suhu tubuh terjaga. Bahan yang umum digunakan adalah Nylon dan polyester.
Middle Layer atau Insulating Layer Middle layer berfungsi untuk menahan panas tubuh dalam cuaca dingin. Bahan bisa sintetik atau alami, seperti jaket insulasi dari bulu angsa (bulang) atau serat sintetik. Jaket insulasi yang cocok digunakan tergantung pada kondisi cuaca dan kebutuhan kita. Sebagai contoh, jaket bulang yang ringan namun hangat bisa menjadi pilihan populer.
Outer Layer atau Shell Layer Lapisan terluar ini melindungi dari hujan, angin, dan salju. Ada berbagai jenis jaket yang bisa digunakan sebagai outer layer, seperti wind breaker, jaket waterproof, atau ponco waterproof. Pilihlah sesuai kebutuhan dan cuaca di lokasi pendakian.
Penerapan Layering di Lapangan
Dalam kondisi lapangan yang berubah-ubah, penerapan layering harus disesuaikan dengan cuaca. Misalnya, saat cuaca cerah dengan angin kencang, kita bisa mengenakan baselayer, celana tracking, wind breaker, kaos kaki, sepatu, dan topi. Namun, jika turun hujan, kita perlu menambahkan jaket waterproof dan perlengkapan lainnya.
Penting juga untuk mempertimbangkan kondisi pasif (tidak bergerak), seperti saat duduk beristirahat atau tidur. Untuk menjaga kenyamanan tidur, gunakan jaket polar atau bulang, celana tidur hangat, sarung tangan, kupluk, kaos kaki hangat, dan lainnya.
Sistem layering adalah kunci dalam menjaga kenyamanan dan keselamatan saat mendaki gunung. Dengan memahami jenis-jenis pakaian yang diperlukan dan cara mengaplikasikannya, kita bisa menghadapi perubahan cuaca dengan lebih baik dan meminimalkan risiko hipotermia.
Ingat, setiap jenis pendakian dan kondisi cuaca bisa berbeda, jadi selalu sesuaikan pilihan pakaian dengan situasi yang dihadapi. Dengan menerapkan sistem layering yang tepat, kita akan lebih siap dan nyaman menjalani petualangan pendakian gunung.