Jurnal Hari

Lakukan Hal yang Kamu Takuti Lebih Banyak Lagi

Rasa takut sering kali menjadi penghalang yang besar dalam hidup kita. Saya pun pernah mengalaminya.

Saya takut berenang karena itu terlalu sulit—bahkan saya pernah tenggelam.
Saya takut kenyataan tidak berjalan seperti yang saya rencanakan.
Saya takut gagal dan sering memilih untuk tidak mencoba.
Rasa takut itu begitu kuat hingga menghambat ruang gerak saya.

Namun, seiring waktu, saya menyadari bahwa rasa takut seharusnya tidak menjadi akhir dari segalanya. Beberapa pelajaran penting yang saya pelajari tentang rasa takut:

Risiko dan Bahaya Itu Nyata, Tapi Takut Berasal dari Pikiran

Rasa takut sering muncul dari keyakinan dalam pikiran kita. Berenang, misalnya, memang memiliki risiko tenggelam, dan itu adalah bahaya yang nyata. Namun, risiko tersebut bisa dikelola. Dengan ilmu pengetahuan dan latihan yang tepat, kita bisa belajar berenang dan mengurangi risiko tenggelam. Sama halnya dengan ketakutan lainnya—banyak dari mereka dapat dihadapi jika kita mengambil langkah untuk mempersiapkan diri.

Rasa Takut Dipelajari, Bukan Bawaan

Sebagian besar rasa takut kita berasal dari apa yang kita pelajari selama hidup. Kita sering ditakut-takuti, baik oleh pengalaman pribadi, cerita orang lain, atau peringatan dari lingkungan sekitar. Maksudnya mungkin baik, agar kita berhati-hati dan waspada. Namun, cara kita memproses informasi tersebut sering kali tidak tepat, sehingga rasa takut menjadi tidak proporsional.

Faktanya, menurut studi, manusia hanya memiliki dua rasa takut bawaan: takut ketinggian dan takut suara keras. Selain itu, semua rasa takut lainnya adalah hasil dari pengalaman atau keyakinan yang kita bangun sendiri. Jika rasa takut bisa dipelajari, maka kita juga bisa melatih diri untuk mengelolanya.

Sebagian Besar Hal yang Kita Takutkan Tidak Pernah Terjadi

Sering kali, kita takut pada sesuatu yang belum tentu terjadi. Bahkan jika hal itu benar-benar terjadi, kemungkinan besar kita bisa melewatinya. Kita hanya benci pada rasa tidak nyaman yang mungkin menyertainya. Namun, rasa tidak nyaman adalah bagian dari pertumbuhan. Dengan belajar menghadapi rasa takut, kita tidak hanya menjadi lebih kuat, tetapi juga lebih percaya diri.

Jika sesuatu membuat kita takut, lakukan lebih banyak lagi—hingga itu tidak menakutkan lagi. Jika sesuatu itu sulit, lakukan lebih banyak lagi— hingga itu menjadi mudah.


Rasa takut bukanlah sesuatu yang harus dihindari sepenuhnya. Alih-alih, kita bisa belajar untuk memahami, menerima, dan mengelolanya. Ketakutan adalah alat yang bisa membantu kita lebih berhati-hati, tetapi jangan biarkan ia menguasai hidup kita. Dengan langkah kecil dan tekad yang kuat, kita bisa mengubah rasa takut dari hambatan menjadi peluang untuk berkembang. 💪