Jurnal Hari

Jalan-Jalan ke Solo

Perjalanan sehari ini dimulai dari Stasiun Maguwo, menggunakan kereta commuterline Jogja - Solo pada pukul 7.53. Sepanjang jalan saya berdiri karena tempat duduk di semua gerbong sudah penuh, saya tiba di Stasiun Solo Balapan tepat pukul 8.55.

Pasar Gedhe Hardjonagoro: Tempatnya Jajan dan Sarapan Tradisional

Destinasi pertama kami adalah Pasar Gedhe Hardjonagoro. Bersama empat orang teman, kami memesan layanan GoCar XL. Perjalanan dari stasiun ke pasar hanya memakan waktu sekitar 5 menit.

Di Pasar Gedhe, kami langsung disambut oleh aneka jajanan tradisional. Kami membeli dawet, berbagai jajan pasar, dan oleh-oleh untuk dibawa pulang. Keunikan dawet di pasar ini bagi saya adalah isiannya yang beragam, tidak hanya cendol berwarna hijau, tapi ada juga ketan, bubur sumsum, telasih, gempol dsb. Karena belum sarapan dari rumah, kami sarapan di food court yang terletak di seberang bangunan utama pasar. Nasi liwet dan soto menjadi pilihan kami, mengisi energi untuk perjalanan selanjutnya.

Pura Mangkunegaran: Menggali Sejarah dan Budaya

Setelah puas menjelajahi Pasar Gedhe, tujuan selanjutnya adalah Pura Mangkunegaran. Kami memutuskan untuk berjalan kaki ke sana, menempuh jarak sekitar 1,3 km dalam waktu 20 menit. Cuaca cukup panas ketika kami tiba, sekitar pukul 10.30.

Di Pura Mangkunegaran, kami segera mengantri tiket bersama rombongan pengunjung lain. Hari itu cukup padat, dan tiket masuk per orang seharga Rp 30.000 (tidak termasuk jasa pemandu yang bisa diberi tip sukarela). Kami beruntung mendapatkan seorang pemandu untuk grup kami yang beranggotakan sembilan orang. Dengan panduan yang informatif, kami belajar banyak tentang sejarah dan budaya Mangkunegaran.

Saya takjub dengan bangunan utama Pendhopo Ageng yang usianya sudah ratusan tahun. Menurut informasi dari guide, bangunan itu adalah pendopo terbesar di Asia Tenggara. Sebagian besar bangunannya masih asli seperti pertama kali dibangun, termasuk 4 tiang utama yang dibuat dari satu batang kayu jati berasal dari hutan Donoloyo, Wonogiri.

Istirahat dan Sholat di Masjid Al Wustho

Menjelang waktu Dzuhur, kami beristirahat dan melaksanakan sholat di Masjid Al Wustho Mangkunegaran, yang masih satu kompleks dengan Pura Mangkunegaran. Berdasarkan pengamatan saya bangunan masjid ini juga pasti sudah sangat lama berdiri. Suasana masjid yang tenang memberikan kenyamanan setelah berkeliling kompleks istana. Cukup lama kami istirahat di sana.

Menyusuri Pasar Triwindu

Setelah istirahat, kami melanjutkan perjalanan ke Pasar Triwindu dengan berjalan kaki. Pasar ini terkenal dengan barang-barang antiknya, mulai dari pernak-pernik kecil hingga barang-barang besar seperti lampu unik dan guci-guci hiasan di rumah. Tempat ini cocok bagi pecinta barang vintage dan kolektor.

Kebetulan di dekat pasar tersebut sedang ada art market Kami melihat-lihat hasil karya seni yang dijajakan untuk dijual. Ada kerajinan dari kulit, keramik, lukisan, jam tangan unik dan barang lainnya yang bisa membuat kita lapar mata.

Kunjungan ke Masjid Raya Sheikh Zayed dan Sholat Asar

Dari Pasar Triwindu, kami memesan GoCar lagi untuk menuju Masjid Raya Sheikh Zayed. Di sini, kami melaksanakan sholat Asar berjamaah. Ramai sekali sore itu, untuk masuk ke masjid kami harus melewate security gate system yang dilengkapi dengan pemindai sinar x. Barang bawaan pengunjung akan diperiksa, pengunjung juga dilarang untuk membawa makan dan minuman. Itu dilakukan untuk menjaga kebersihan masjid.

Masuk ke bagian dalam, saya menyadari masjid ini besar sekali, memiliki 3 lantai. Di dalamnya menggunakan penyejuk udara sehingga terasa sangat nyaman. Masjid Zayed yang megah dan indah menjadi penutup yang sempurna untuk petualangan kami di Solo.

Perjalanan Pulang

Setelah dari Masjid Zayed, kami kembali memesan GoCar menuju Stasiun Solo Balapan. Jalanan macet saat itu, sementara kami mengejar jadwal kereta paling dekat, waktu tersisa tinggal 20 menit. Untungnya driver GoCar kami sangat terampil, dia juga paham lalu lintas di jalan dan mengantar kami lewat jalur yang paling cepat.

Kami sampai di stasiun tepat waktu, tidak lama kereta pun tiba. Kereta melaju pada pukul 16.24 dan tiba di Stasiun Maguwo pada pukul 17.27. Lagi-lagi saya berdiri sepanjang perjalanan. Tak mengapa, saya membaca panduan di jendela kereta. Prioritaskan tempat duduk untuk:

Perjalanan sehari di Solo ini penuh dengan keindahan budaya, sejarah, dan tentunya, kuliner yang menggugah selera. Solo benar-benar menawarkan pengalaman yang tak terlupakan, dan pastinya kami akan kembali lagi. Saya merekam beberapa momen selama perjalanan

#catatan-perjalanan