Innovator Dilemma
Mari kita bicara tentang konsep Innovator's Dilemma. Konsep ini dikemukakan oleh Clayton M. Christensen, seorang profesor di Harvard Business School. Intinya, perusahaan yang sukses seringkali menghadapi dilema saat harus memutuskan apakah harus mempertahankan bisnis lama atau berinvestasi dalam teknologi baru.
Perusahaan harus mempertimbangkan berbagai faktor dalam mengambil keputusan ini, termasuk biaya, risiko, dan potensi pertumbuhan. Sebagai contoh, ketika perusahaan menghadapi disrupsi teknologi, mereka harus menimbang antara fokus pada produk dan layanan yang sudah ada atau mencoba mengadopsi teknologi baru yang mungkin memerlukan investasi besar dan belum tentu menghasilkan keuntungan.
Ada beberapa trade-off yang harus dipertimbangkan, seperti:
Investasi: Menginvestasikan sumber daya dan waktu dalam teknologi baru bisa berdampak pada bisnis yang sudah ada, dan mungkin mengurangi fokus pada area yang sudah menghasilkan keuntungan.
Risiko: Menerapkan teknologi baru bisa berisiko, karena belum tentu diterima oleh konsumen atau membawa keuntungan yang diharapkan. Di sisi lain, tidak mengadopsi teknologi baru juga berisiko karena perusahaan bisa ketinggalan tren pasar dan kehilangan pangsa pasar.
Pertumbuhan: Mengadopsi teknologi baru bisa membuka peluang pertumbuhan yang baru, tapi juga bisa mengalihkan perhatian dari area pertumbuhan yang sudah ada. Perusahaan harus menilai apakah peluang pertumbuhan yang ditawarkan oleh teknologi baru layak untuk dikejar.
Budaya perusahaan: Perubahan teknologi seringkali memerlukan perubahan dalam struktur organisasi, budaya kerja, dan kompetensi karyawan. Perusahaan harus memastikan bahwa mereka siap untuk menghadapi perubahan ini dan apakah perubahan tersebut selaras dengan visi dan misi perusahaan.
Jadi, dalam menghadapi Innovator's Dilemma, perusahaan harus menimbang berbagai faktor dan trade-off sebelum mengambil keputusan. Sangat penting untuk terus mengawasi tren industri, mendengarkan kebutuhan pelanggan, dan bersedia beradaptasi dengan perubahan untuk tetap kompetitif di pasar.
Sumber Evan Purnama - LinkedIn