Jurnal Hari

Hindari Titik Ekstrim, Cari Jalan Tengahnya

The best solution for most problems lies not at the extremes of this continuum, but somewhere in the middle.

Kita suka kepastian. Benar atau salah, baik atau buruk, semua atau tidak sama sekali. Tapi hidup jarang sehitam-putih itu.

Dalam hal kesehatan? Diet ekstrim atau bebas sebebas-bebasnya. Hubungan sosial? Selalu mengalah atau selalu menuntut. Dunia pekerjaan? Kerja keras pol-polan atau santai total.

Masalahnya, solusi terbaik jarang ada di salah satu ujung spektrum. Kebanyakan justru muncul di titik tengah β€” tempat yang tidak dramatis, tidak mencolok, tapi stabil. Di situlah hasil nyata biasanya muncul.

Mari lihat contohnya.


1. Kesehatan: Bukan Diet Ketat, atau Makan Seenaknya

Sebagian orang percaya bahwa kunci sehat adalah pola makan super ketat: tanpa gula, tanpa karbo, tanpa minyak, tanpa rasa hidup. Coba lakukan itu dua minggu dan ceritakan hasilnya padaku. Kebanyakan orang segera berhenti, karena itu tidak sustainable.

Sebaliknya, ada yang cuek total: β€œYang penting bahagia, makan apa aja.” Makan sembarangan, tidur larut terus, nol gerak. Lalu kaget saat hasil lab buruk.

Faktanya? Kesehatan jangka panjang biasanya datang dari keseimbangan:

Pendek kata: disiplin dengan keleluasaan, bukan kekangan yang bikin patah. Jalan tengah mungkin ga keliatan keren, tapi dia bertahan lama.


2. Hubungan Sosial: Antara Mengalah dan Tegas Menolak

Dalam hubungan β€” entah pasangan, keluarga, teman kerja β€” kita sering terjebak antara dua ekstrem:

Solusi sehat biasanya ada di tengah:

Hubungan yang bertahan lama bukan yang penuh pengorbanan satu arah, tapi yang bisa menegosiasikan batas secara dewasa. Hubungan sehat bukan soal siapa menang. Tapi soal bisa menyampaikan kebutuhan tanpa menyerang. Bisa mendengar tanpa menghakimi. Kadang kamu ngalah. Kadang pasanganmu. Kadang kalian sepakat untuk tidak sepakat. Bukan kompromi asal-asalan. Tapi ruang aman untuk tumbuh bersama.


3. Pekerjaan: Antara Hustle Culture dan Quiet Quitting

Dunia kerja modern penuh jebakan ekstrem:

Tapi kenyataan lebih rumit. Kalau kamu ingin bertumbuh, punya reputasi baik, dan tetap sehat mental, solusinya bukan di salah satu ujung:

Keseimbangan juga bukan berarti mediokritas. Secara alamiah manusia punya naluri untuk terus berkembang, dan ini membutuhkan sedikit usaha ekstra. Karena itu justru butuh kebijaksanaan untuk tahu kapan menekan gas, dan kapan tahan diri.


Berpikir ekstrem selalu menggoda karena sederhana. Tapi hidup yang sehat, relasi yang kuat, dan karier yang berkelanjutan lahir dari kemampuan menavigasi zona abu-abu.

Jalan tengah itu butuh keberanian:

Karena pada akhirnya, hidup bukan soal jadi paling disiplin atau paling santai. Tapi soal tetap waras, tetap hidup, dan tetap jalan.

Jadi lain kali ketika harus memilih antara dua kutub, berhentilah sejenak. Mungkin jawaban terbaiknya... justru bukan keduanya.

#jurnal #pengembangan-diri