Jurnal Hari

Etika dan Prinsip Permakultur

Permakultur adalah filosofi desain holistik yang berfokus pada penciptaan ekosistem berkelanjutan dan mandiri yang selaras dengan alam. Pendekatan ini dipandu oleh tiga etika inti dan 12 prinsip desain.


Tiga Etika Inti

  1. Peduli Bumi (Earth Care)
    Melindungi dan memulihkan sistem alami, memastikan Bumi dan seluruh penghuninya dapat berkembang. Etika ini menekankan pengelolaan lahan yang berkelanjutan, mengurangi polusi, dan mendukung keanekaragaman hayati.

  2. Peduli Manusia (People Care)
    Memenuhi kebutuhan setiap individu dengan cara yang meningkatkan kesejahteraan, kesetaraan, dan kebersamaan. Ini mencakup akses ke sumber daya, pendidikan, dan peluang untuk berpartisipasi secara bermakna.

  3. Berbagi Secara Adil (Fair Share)
    Berbagi surplus dan membatasi konsumsi agar sumber daya tetap tersedia bagi semua sistem kehidupan. Etika ini mendorong keseimbangan antara kebutuhan pribadi dengan kesejahteraan orang lain dan planet.


12 Prinsip Desain

  1. Amati dan Berinteraksi (Observe and interact)
    Luangkan waktu untuk memahami lingkungan sebelum membuat desain. Observasi membantu mengidentifikasi pola alami dan memberikan wawasan untuk intervensi yang tepat.

  2. Tangkap dan Simpan Energi (Catch and store energy)
    Manfaatkan sumber daya saat melimpah dan simpan untuk kebutuhan di masa depan. Contohnya adalah energi surya, penyimpanan air, dan pengawetan makanan.

  3. Dapatkan Hasil (Obtain a yield)
    Pastikan sistem yang dirancang memberikan manfaat nyata, seperti makanan, energi, atau hasil lain yang mendukung kehidupan dan lingkungan.

  4. Terapkan Regulasi Diri dan Terima Umpan Balik (Apply self-regulation and accept feedback)
    Bangun sistem yang membatasi penggunaan berlebihan dan beradaptasi berdasarkan hasil. Evaluasi secara berkala mencegah eksploitasi dan menjaga keberlanjutan.

  5. Gunakan dan Hargai Sumber Daya Terbarukan (Use and value renewable resources and services)
    Pilih sumber daya terbarukan daripada yang tidak terbarukan untuk mengurangi dampak lingkungan. Contohnya adalah energi surya atau menanam pohon.

  6. Jangan Hasilkan Limbah (Produce no waste)
    Rancang sistem di mana setiap hasil keluaran menjadi masukan bagi proses lain. Contohnya adalah membuat kompos, daur ulang, atau menggunakan kembali bahan-bahan.

  7. Desain dari Pola ke Detail (Design from patterns to details)
    Mulailah dengan pola alami yang luas, lalu perhalus desainnya. Misalnya, amati aliran angin dan air sebelum menempatkan elemen-elemen di lanskap.

  8. Integrasikan, Jangan Pisahkan (Integrate rather than segregate)
    Letakkan elemen-elemen dalam hubungan yang saling menguntungkan untuk menciptakan sinergi. Contohnya adalah menanam spesies tanaman pendamping di kebun.

  9. Gunakan Solusi Kecil dan Lambat (Use small and slow solutions)
    Utamakan proyek kecil yang mudah dikelola dan berkembang secara organik. Ini memastikan ketahanan dan meminimalkan dampak negatif.

  10. Gunakan dan Hargai Keanekaragaman (Use and value diversity)
    Dukung keberagaman spesies, ide, dan sistem untuk meningkatkan ketahanan dan kemampuan beradaptasi.

  11. Gunakan Tepi dan Hargai yang Marginal (Use edges and value the marginal)
    Maksimalkan penggunaan batas-batas dan transisi antara sistem. Misalnya, tepi antara hutan dan padang rumput dapat mendukung kehidupan yang beragam.

  12. Gunakan Perubahan Secara Kreatif dan Tanggapi Secara Adaptif (Creatively use and respond to change)
    Beradaptasilah dengan perubahan yang tak terhindarkan dengan cara mengubah tantangan menjadi peluang. Contohnya adalah merancang ulang setelah bencana alam atau perubahan pasar.


Permakultur mendorong kreativitas, pengamatan, dan penghormatan terhadap sistem alami, serta memberdayakan individu dan komunitas untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan dan regeneratif.

Referensi: https://permacultureprinciples.com/

#lingkungan