Jurnal Hari

Pekerjaanmu untuk Earn atau Learn

Di titik tertentu dalam karier, aku pernah mengalami dilema yang mungkin juga dialami banyak orang: Haruskah aku tetap bertahan di pekerjaan saat ini, atau pindah ke tempat lain demi gaji yang lebih besar?

Gaji di tempat kerjaku saat itu memang tidak sebesar perusahaan-perusahaan besar di kota lain. Aku sempat berpikir realistis: kalau ingin meningkatkan pendapatan, mungkin aku harus cari tantangan di tempat lain. Tapi seperti keputusan besar lainnya, aku mencoba untuk tidak terburu-buru.

Aku mulai berdiskusi dengan teman-teman yang sudah bekerja di kota besar, yang dari luar terlihat lebih “maju” secara karier. Dan benar — banyak dari mereka mendapat kompensasi lebih besar. Namun, obrolan kami juga membuka mataku: ada konsekuensi yang tidak kecil di balik angka gaji yang lebih tinggi itu.

Tuntutan lebih tinggi. Jam kerja yang lebih panjang. Ekspektasi dan tekanan yang lebih konstan. Kompetisi yang lebih tajam.

Tentu, ada yang cocok dengan lingkungan seperti itu. Tapi aku mulai bertanya pada diriku sendiri: apa yang aku cari dari sebuah pekerjaan?


Learn or Earn?

Di tengah keraguan itu, aku menemukan kutipan yang sangat menancap dari Garry Tan, CEO Y Combinator:

"At every job you should either learn or earn. Either is fine. Both is best. But if it's neither, quit."

Kutipan ini memberiku bahasa yang tepat untuk menjelaskan apa yang selama ini samar-samar aku rasakan.


Pekerjaan Sekarang: Investasi Belajar

Mungkin, tempatku bekerja saat ini belum bisa memberiku earn dalam arti gaji yang maksimal. Tapi aku mendapatkan sesuatu yang juga sangat penting: ruang untuk belajar.

Ada ruang eksplorasi di luar jam kerja. Tidak ada tekanan yang membuatku burn out. Ada kesempatan untuk berkembang, dan itu bukan sesuatu yang bisa dibeli dengan uang.

Bekerja dengan tekanan konstan mungkin bisa mempercepat pertumbuhan — tapi jika tidak dikendalikan, bagiku mungkin bisa menggerus kesehatan mental dan rasa cinta terhadap pekerjaan itu sendiri.


Bertahan, Tapi Bukan Diam

Mengingat kondisi ekonomi global saat itu juga, aku pikir bertahan is totally fine. Tapi yang jelas: aku tidak ingin selamanya hanya "learn" tanpa "earn", hanya saja untuk saat ini, aku melihat apa yang kupunya sebagai investasi jangka panjang.

Selama aku masih belajar hal baru, menambah skill, membangun portofolio, dan membuka peluang lewat jalur lain (seperti freelance atau proyek pribadi), maka aku masih on track menuju versi terbaik dari diriku di masa depan.


Mendefinisikan Ulang “Pekerjaan Bagus”

Aku sadar definisi pekerjaan bagus itu ternyata dinamis. Pekerjaan yang bagus itu bukan hanya soal gaji besar atau status. Kadang pekerjaan yang tepat adalah tempat di mana kita bisa tumbuh — secara skill, karakter, dan arah hidup.

Untuk saat ini, aku memilih bertahan. Karena aku masih belajar. Dan selama aku belajar, aku tidak diam.


Kalau kamu sedang dalam dilema serupa, mungkin pertanyaannya bukan cuma “berapa gajimu sekarang?”, tapi juga: “Apa yang sedang kamu pelajari?” Karena belajar hari ini bisa jadi fondasi untuk penghasilan (dan kehidupan) yang lebih baik esok hari. Jika pendapatanku hari ini adalah hasil dari yang aku kerjakan di masa lalu, maka pendapatanku di masa depan adalah hasil dari apa yang aku kerjakan hari ini.