Jurnal Hari

Berani Bicara dan Menyapa

Berbicara dengan orang baru bisa menjadi sesuatu yang menakutkan, tidak diragukan lagi. Apa solusinya? Sebenarnya sederhana. Penelitian menunjukkan bahwa jika kita membuat ekspektasi bahwa orang lain akan menyukai kita, kemungkinan besar mereka memang akan menyukai kita.

Bagaimana itu bisa terjadi?

Orang-orang yang optimis secara sosial (social optimist) berada dalam posisi yang menguntungkan karena mereka berpikir akan diterima oleh orang lain. Dan secara umum, harapan tersebut menjadi kenyataan. Dengan dasar berpikir tersebut, mereka cenderung bersikap ramah dan terbuka. Itu membuat orang lain merasa nyaman dan lebih mudah menerima kehadiran mereka. Ini adalah contoh nyata dari kekuatan berpikir positif dan bagaimana sikap kita dapat mempengaruhi reaksi orang lain terhadap kita.

Sebaliknya, orang-orang yang pesimis secara sosial (social pessimist) menghadapi sisi gelap dari apa yang disebut sosiolog Robert K. Merton—yang menciptakan istilah ‘ramalan yang terpenuhi dengan sendirinya’—sebagai ‘reign of error’ atau ‘penguasaan kesalahan’. Memikirkan penolakan ketika menghadapi orang lain membuat mereka memproyeksikan perilaku yang lebih dingin dan defensif terhadap orang lain, dan ini justru menyebabkan penolakan yang sebenarnya.

Ketika kita fokus pada kemungkinan penolakan, kita secara tidak sadar mengirimkan sinyal negatif dan defensif yang membuat orang lain merasa tidak nyaman dan akhirnya menjauh. Sikap ini menjadi lingkaran setan yang sulit dipatahkan jika kita tidak mengubah cara pandang dan ekspektasi kita.

Menjadi social optimist

Jadi, bagaimana kita bisa mengubahnya? Berikut beberapa tips yang bisa membantu:

  1. Ubah Pola Pikir: Cobalah untuk mengubah ekspektasi negatif menjadi positif. Percayalah bahwa orang lain akan menyukai kita, dan kita akan melihat perubahan dalam cara mereka merespons.

  2. Bersikap Terbuka dan Ramah: Tersenyum, melakukan kontak mata, dan menunjukkan minat yang tulus pada percakapan akan membuat orang lain merasa lebih nyaman dan diterima.

  3. Latihan dan Persiapan: Seperti banyak hal dalam hidup, keterampilan sosial bisa ditingkatkan dengan latihan. Cobalah berlatih berbicara dengan orang baru dalam berbagai situasi untuk meningkatkan rasa percaya diri.

  4. Refleksi Diri: Setelah berinteraksi dengan orang baru, luangkan waktu untuk merenung dan melihat apa yang berhasil dan apa yang tidak. Ini akan membantu kita belajar dan berkembang.

  5. Jangan Takut untuk Mengambil Risiko: Berani keluar dari zona nyaman kita dan berbicara dengan orang baru bisa sangat bermanfaat. Setiap interaksi adalah kesempatan untuk belajar dan tumbuh. Pada kenyataannya tidak ada masalah jika kita mengalami penolakan, mungkin orang lain tidak membalas senyum kita, atau tidak menanggapi sapaan dan obrolan kita. Hal itu tidak berarti kita buruk lalu membuat kita berhenti tersenyum. Hal yang baik harus selalu dilakukan, terlepas dari bagaimana orang lain menanggapinya.

Ada artikel menarik yang membahas lebih lengkap tentang hal ini.

Dengan mengubah ekspektasi dan cara kita mendekati interaksi sosial, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih positif dan menerima. Dengan sikap yang tepat, kita dapat memastikan bahwa kesan berinteraksi dengan orang lain selalu positif.

#pengembangan-diri